Dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa, gunung Merapi adalah gunung aktif termuda. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa (26/10) menyatakan gunung Merapi meletus sejak pukul 17.02 WIB dengan mengeluarkan awan panas. Sebelum gunung Merapi ini meletus, pihak berwenang telah beberapa kali mengeluarkan peringatan dan status siaga. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali dan selalu menelan banyak korban akibat awan panasnya yang bisa mencapai 600 derajat Celcius.
Mayat-mayat bergelimpangan akibat awan wedhus gembel. Terbanyak ditemukan di Kinahrejo, bahkan seorang redaktur VIVAnews, Yuniawan Nugroho yang kembali naik ke atas gunung demi membujuk Mbah Maridjan turun juga turut meninggal dunia.
Rabu pagi, 27 Oktober 2010 pukul 05.00 WIB, mbah Maridjan juru kunci gunung Merapi alias Raden Ngabehi Surakso Hargo ditemukan tewas dalam posisi bersujud. Mbah Maridjan yang memiliki nama asli Mas Penewu Suraksohargo saat meninggal dunia ini berusia 83 tahun. Beliau memang salah satu warga yang sulit dibujuk untuk turun, karena dia mengemban tugas sebagai kuncen gunung Merapi.
Walau tidak berpendidikan tinggi, dari pengalamannya mbah Maridjan dengan melihat gejala alam, mulai dari angin, gerak hewan dan lainnya bisa tahu aktifitas dari gunung Merapi. Bahkan beliau juga turut menghimbau warga desa untuk mengungsi, meskipun beliau sendiri tidak ikut turun.
Jenazah mbah Maridjan diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir di Dusun Sidorejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Hingga saat menulis blog ini total jumlah korban meninggal di RS Dr. Sardjito, Yogyakarta, ada 32 orang. Jumlah tersebut ditambah satu korban meninggal di RS Panti Nugroho, Pakem, Kabupaten Sleman.
Mayat-mayat bergelimpangan akibat awan wedhus gembel. Terbanyak ditemukan di Kinahrejo, bahkan seorang redaktur VIVAnews, Yuniawan Nugroho yang kembali naik ke atas gunung demi membujuk Mbah Maridjan turun juga turut meninggal dunia.
Rabu pagi, 27 Oktober 2010 pukul 05.00 WIB, mbah Maridjan juru kunci gunung Merapi alias Raden Ngabehi Surakso Hargo ditemukan tewas dalam posisi bersujud. Mbah Maridjan yang memiliki nama asli Mas Penewu Suraksohargo saat meninggal dunia ini berusia 83 tahun. Beliau memang salah satu warga yang sulit dibujuk untuk turun, karena dia mengemban tugas sebagai kuncen gunung Merapi.
Walau tidak berpendidikan tinggi, dari pengalamannya mbah Maridjan dengan melihat gejala alam, mulai dari angin, gerak hewan dan lainnya bisa tahu aktifitas dari gunung Merapi. Bahkan beliau juga turut menghimbau warga desa untuk mengungsi, meskipun beliau sendiri tidak ikut turun.
Jenazah mbah Maridjan diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir di Dusun Sidorejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Hingga saat menulis blog ini total jumlah korban meninggal di RS Dr. Sardjito, Yogyakarta, ada 32 orang. Jumlah tersebut ditambah satu korban meninggal di RS Panti Nugroho, Pakem, Kabupaten Sleman.
Berita terkait : Tsunami di Mentawai, Sumatera Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar